Liza Wahyuninto*)
Himbauan dari program global hour 2009 untuk mematikan listrik selama satu jam yang dimulai pukul 20.30-21.30 pada tanggal 26 April kurang banyak mendapat respon dari masyarakat. Di Malang misalnya, masih banyak Perguruan Tinggi, kantor pemerintahan dan rumah-rumah warga yang masih menyalakan listrik. Memang ini hanya sebatas himbauan, namun alangkah bijaknya jika himbauan tersebut diindahkan.
Program global hour 2009 merupakan program dunia yang diusulkan saat membahas isu mengenai global warming dan climate change. Di samping itu juga tepat pada tanggal tersebut juga diperingati sebagai Hari Bumi. Sebagai makhluk yang yang menempati Bumi dan menjadikannya sebagai rumah, sudah selayaknyalah memberikan sesuatu kepada Bumi.
Hari Bumi biasanya diperingati dengan refleksi bersama atau aksi damai turun ke jalan dengan membentangkan spanduk yang berisikan tulisan-tulisan tentang save our earth. Itu juga adalah upaya agar manusia yang lainnya paham bahwa Bumi yang selama ini kita jadikan rumah hendaknya juga mendapat perlakuan sebagaimana kita mengurusi rumah kita yang sebenarnya.
Musibah yang menimpa di Indonesia misalnya, bukan tidak mungkin selain peristiwa alam juga tidak menutup kemungkinan memberikan kabar tersirat bahwa usia bumi sudah semakin tua. Penghijauan kembali yang sudah semakin luntur hendaknya pula menjadi program yang perlu untuk diluncurkan tidak hanya ketika memperingati Hari Bumi tapi pula pada agenda-agenda lainnya, saat kampanye misalnya. Karena belum ditemukan ada calon pemimpin yang menyampaikan kontrak politiknya untuk mengurusi alam yang dalam hal tentu saja di Indonesia.
Tsunami Ciputat hendaknya menjadi peringatan terakhir bagi kita untuk memulai mencintai Bumi dan alam. Caranya, sungai jangan dijadikan sebagai tempat pembuangan sampah raksasa dan tempat membuang limbah. Hutan yang lebat jangan dijadikan sumber untuk meraup kekayaan. Udara yang kita hirup dan hidup karenanya jangan pula dikotori dengan polusi. Serta sudah saatnya untuk berhemat energi, karena bisa jadi karena energi yang kita hambur-hamburkan pada saat ini akan berdampak tidak baik pada keturunan-keturunan manusia selanjutnya. Semisal kekurangan energi atau yang lebih buruk kehabisan energi dan tidak diiringi dengan ditemukan sumber energi lain.
Akhirnya, karena himbauan global hour 2009 ini tidak hanya dilakukan pada saat peringatan Hari Bumi tidak ada salahnya jika kita mau dan menghemat energi dengan satu jam saja mematikan listrik pada hari sabtu atau lebih bijak lagi bila hal ini dilakukan setiap hari. Satu jam saja, untuk bumi kita. Satu jam saja, untuk anak cucu kita. Selamat Hari Bumi!
*) Liza Wahyuninto. Kritikus Sastra, saat ini tinggal di Malang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar