Selasa, 03 Maret 2009

Jalan Panjang Merintis Demokrasi di Kota Singa


Judul : Melangkah Bersama Untukmu Bumi Arema (Refleksi
Pesta Demokrasi 2008 dan Panca Program Pembangunan
Kota Malang)
Penulis : Liga Alam M
Pengantar : Drs. Peni Suparto, M. AP
Penerbit : Perpustakaan Umum Kota Malang Bekerjasama Dengan
Aksara Tumapel
Cetakan I : Oktober, 2008
Tebal : 136 Halaman
Peresensi : Liza Wahyuninto*)

Pagelaran pesta demokrasi pemilihan wali kota Malang telah berakhir – tepatnya di bulan Juli 2008 yang lalu – dengan ditandai terpilihnya Peni Suparto dan Bambang Priyo Utomo sebagai walikota dan wakil wali kota Malang hingga tahun 2013. Tahun 2008 merupakan sejarah baru bagi kota Malang karena untuk pertama kalinya diadakan pemilihan kepala daerah yang mengikutsertakan rakyat secara lansung.
Karena untuk pertama kalinya, banyak kisah, pelajaran serta hikmah yang didapat dari perjalanan panjang menemukan walikota dan wakil wali kota pilihan rakyat Malang. Buku “Melangkah Bersama Untukmu Bumi Arema (Refleksi Pesta Demokrasi 2008 dan Panca Program Pembangunan Kota Malang)” ini merupakan hasil pendokumentasian penulis, Liga Alam Muhtar, sebelum, saat dan setelah berlangsungnya perhelatan akbar pemilihan walikota dan wakil walikota Malang.
Apa yang terucap akan sirna, apa yang tertulis akan abadi sepanjang masa. Ungkapan inilah yang mendasari Liga Alam untuk merangkumnya dalam sebuah buku. Dengan bahasa yang lugas dan tidak “bergaya skripsi” ia memaparkan apa yang diperolehnya selama mengamati perjalanan panjang menuju terpilihnya orang nomor 1 di Malang. Hal ini ia maksudkan agar bukunya ini dapat membumi di seuruh lapisan masyarakat.
Bahkan Peni Suparto selaku walikota terpilih menyambut hangat terbitnya buku ini, di dalam kata pengantarnya ia menyatakan, “Saya menyambut gembira setiap upaya pendokumentasian berbagai peristiwa demokrasi dan juga perjalanan pembangunan di kota Malang ini. Karena dengan didokumentasikannya ke dalam bentuk buku maka generasi berikutnya dapat mempelajari kembali untuk referensi perjalanan pembangunan di masa yang akan datang. Dengan buku kita bisa berdiskusi, berdebat, membagi pengalaman dan sharing pengetahuan” (Hal. 8).
Kawasan Malang sejak masa kerajaan Kanjuruhan yang dipimpin oleh raja Gajayana hingga imperium Singasari dengan rajanya Ken Arok, sudah dikenal sebagai kawasan yang menjaga kekompakan dan meningkatkan persatuan. Dua hal inilah yang kemudian mengalirkan banyak pujian atas suksesnya pilkada di kota Malang yang sebelumnya banyak yang meragukan kelancaran dan keamanannya.
Pertanyaan besar kemudian muncul pasca usainya pesta demokrasi di Kota Malang; Bagaimana pak Peni bisa memenangkan suara mayoritas rakyat dan apa (lagi) yang akan pak Peni lakukan dalam mengemban amanat rakyat kota Malang yang memilihnya? Dalam pengantar penulis pada buku ini, Liga Alam menyatakan bahwa buku ini adalah pintu masuk menuju diskusi yang lebih serius untuk menjawab dua pertanyaan besar tersebut.
Sekilas bila dibaca di dalam buku ini, dapat ditemukan jawaban atas dua pertanyaan besar tersebut. Kemenangan Peni Suparto diperoleh berdasarkan taktik politik serta kepercayaan masyarakat untuk memilihnya kembali untuk menahkodai perjalanan pembangunan kota Malang yang teah lama dirintisnya. Dan mengenai apa yang kemudian akan dilakukan ke depan, kesemuanya itu terjawab dalam panca program pembangunan kota Malang yang dijanjikan pak Peni ketika masa berkampanye.
“Secara umum Panca Program Pembangunan ini menitikberatkan pada lima sektor pembangunan yaitu : Pendidikan, Kesehatan, Infrastruktur, Pariwisata dan Industri” (Hal. 74). Di lima sektor inilah, pijakan Peni Suparto dan Bambang Priyo Utomo beserta seluruh jajaran pemerintahan kota Malang menentukan program kerja hingga tahun 2013. Merupakan suatu hal yang tidak hanya menjadi mimpi namun akan sangat dinanti oleh masyarakat Malang.
Mendahulukan pendidikan dan kesehatan di atas infrastruktur, pariwisata dan industri di kota Malang meruakan harapan baru untuk mencetak Sumber Daya Manusia (SDM) “Arek Malang” ke depan untuk lebih dapat bersiang dengan kota-kota lainnya. Panca Program ini seharusnya didukung bersama oleh tidak hanya oleh jajaran pemerintahan kota Malang, tetapi juga oleh masyarakat secara keseluruhan, bahkan jika bisa juga ikut terlibat menggawanginya.
Terbitnya Buku “Melangkah Bersama Untukmu Bumi Arema (Refleksi Pesta Demokrasi 2008 dan Panca Program Pembangunan Kota Malang)” ini bertepatan pula dengan diperingatinya 100 tahun kebangkitan nasional, 80 tahun sumpah pemuda dan 10 tahun reformasi. Ketiga semangat itu seharusnya menjadi ilham untuk kita mengawal, mendukung dan berjalan bersama untuk mensukseskan panca program pembangunan kota Malang hinga tahun 2013 nantinya. Peringatan tersebut hendaknya juga direfleksikan untuk melibatkan peran pemuda dalam membantu pembangunan, baik di pemerintahan daerah maupun pemerintahan pusat.
Akhirnya apa yang Peni Suparto pesankan di dalam kata pengantarnya bahwa ”Membangun masa depan kota Malang ini tidak hanya dengan membutuhkan konsep yang bagus. Tetapi yang lebih penting adalah dengan tindakan nyata”, semoga dapat menjadi semangat baru untuk melanjutkan pembangunan yang telah dimulai sebelumnya.

*) Liza Wahyuninto. Mahasiswa Fakultas Syariah UIN Malang, menjabat sebagai Pemimpin Redaksi pada Jurnal LoroNG pada Institute of Studies, Researches and Development for Students (ISRDS) UIN Malang.

Tidak ada komentar: